Jakarta, JatimReview.Com – Hari Bumi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 22 April menjadi pengingat bahwa setiap orang memiliki keterlibatan dalam membawa perubahan untuk menjaga bumi kita.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga bumi, satu langkah sederhana namun sering dilupakan adalah memiliki kesadaran penuh dan bijaksana sebagai pelaku konsumen utama saat berbelanja, terutama pakaian dan aksesoris pelengkap seperti tas dan sepatu (fashion).
Berdasarkan data UN Environment Programme (UNEP), terdapat 92 juta ton limbah tekstil yang dihasilkan secara global setiap tahunnya dan membutuhkan waktu puluhan tahun agar terurai, serta menghasilkan gas rumah kaca yang berbahaya.
Seirama dengan tema Hari Bumi Sedunia 2025 ”Energi Kita, Planet Kita” yang fokusnya berkaitan dengan transisi global menuju energi terbarukan, Allianz Indonesia mengajak karyawan untuk memulai langkah sederhana yang dapat dilakukan dengan mengadopsi budaya sustainable dan slow fashion, mengingat industri ini sangat bergantung pada energi non-terbarukan pada proses produksi hingga bahan baku yang digunakan.
Kesadaran mengenai topik ini dibagikan melalui acara NgobrAZ (Ngobrol Bareng Allianz Citizens) yang mengundang Intan Anggita Pratiwi, pendiri social enterprise yang berfokus pada penanganan masalah limbah fashion.

Head of Corporate Communications Allianz Indonesia Wahyuni Murtiani mengulas alasan penting di balik diangkatnya topik ini.
Allianz Indonesia mendorong setiap pihak untuk memiliki kesadaran terhadap lingkungan karena aksi keberlanjutan bukan hanya untuk dilakukan oleh kelompok atau pihak tertentu, namun penerapan paling penting adalah melalui kontribusi setiap individu pribadi, khususnya atas apa yang dimiliki dan dipakai sehari-hari.
“Dengan memiliki kesadaran dan pengetahuan mengenai keberlanjutan yang tepat, setiap aksi nyata akan dapat berdampak positif bagi lingkungan,” kata Wahyuni, Kamis (17/4).
Untuk membantu tiap individu dapat mengurangi dampak lingkungan lewat sustainable fashion, Intan Anggita Pratiwi mengenalkan konsep 4R (Reuse, Reduce, Repair, dan Recycle) yang Ia terapkan sehari-hari untuk mendukung fashion berkelanjutan, yaitu:
– Memakai kembali/menukar/mendonasikan pakaian, tas, dan sepatu yang sudah tidak dipakai (reuse)
– Mengurangi konsumsi dan produksi fashion baru, serta limbah yang dihasilkan oleh industri fashion, misalnya dengan membeli pakaian, tas, dan sepatu yang berkualitas dan tahan lama, merawat barang-barang tersebut dengan baik agar dapat dipakai secara berkelanjutan, dan memilih barang second-hand atau barang fashion yang dibuat dari bahan daur ulang (reduce) Memperbaiki pakaian, tas, dan sepatu, baik secara mandiri maupun dengan bantuan (repair)
– Mendaur ulang pakaian yang sudah bosan untuk dipakai (recycle) Konsep fashion berkelanjutan juga dapat dilakukan lewat beberapa tips sederhana dan kreatif untuk menerapkan mindful buying, seperti:
1. Tidak melakukan implusive buying Pahami gaya khas pribadi kamu terlebih dahulu agar tidak terlena untuk membeli semua baju yang telihat lucu dan ramah di kantong. Ini juga memudahkan kamu agar bisa lebih selektif saat berbelanja pakaian yang sedang nge-tren sementara waktu. Belum lagi saat ini tren tas dan sepatu yang terbilang murah dan musiman sering mendorong brand untuk produksi secara berlebihan dan akhirnya menghasilkan limbah yang lebih banyak.
Jika kamu ingin mendukung sustainable fashion, kamu bisa memilih pakaian dengan potongan model yang lebih timeless agar lebih hemat jangka panjang dan tidak musiman tren tertentu.
Selain itu, kamu juga bisa memilih tas dan sepatu yang dengan bahan yang berkualitas sekaligus. Ingat, lebih baik punya 1-2 sepatu dan tas yang tahan lama dan dapat kamu gunakan di berbagai kesempatan, daripada membeli banyak sepatu dan tas, namun akhirnya tidak terpakai dan bahkan terbuang.
2. Mengenali jenis kain dan pakaian yang ramah lingkungan Cara paling mudah untuk mengenali jenis kain yang ramah lingkungan adalah dengan mengecek label bahan, biasanya pada bagian label akan tertulis ”100% katun” apabila bahan tersebut organik.
Beberapa serat alami yaitu katun, wol, sutra, kasmir, mohair, flax, hemp, jute, rami, sisal, pisang, dan nanas. Untuk serat buatan yaitu seperti polyester, polycondensate, nylon, polymer, acrylic, PVC, dan lain-lain.
3. Mendukung brand lokal yang mendukung fashion berkelanjutan Brand yang mendukung fashion berkelanjutan biasanya berkaitan dengan produksi batik, tenun, dan barang fashion yang menggunakan serat, pewarna alami, diproduksi secara etis, dan bisa diperbaiki.
Selain itu, untuk tas dan sepatu yang mendukung ramah lingkungan biasanya bisa dengan bahan-bahan tas dari plastik daur ulang dan sepatu dari katun organik, kanvas alami, polyester daur ulang, dan karet daur ulang yang lebih biodegradable daripada karet sintetis.
”Dengan mengutamakan dan menerapkan konsep keberlanjutan dalam berbelanja dan pengelola pakaian, tas, dan sepatu yang telah dimiliki, kita dapat memberikan aksi nyata untuk menekan emisi karbon yang berdampak secara berbahaya bagi lingkungan dan bumi kita,” tutup Intan. JR1