Jakarta, JatimReview.Com – Sektor pariwisata terus mendapat perhatian khusus pemerintah. Karena sektor ini dinilai memberika kontrubusi positif dalam menggerakan perekonomian Indonesia.
Rachmat Pambudy, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Rachmat Pambudy, wisatawan telah memberikan efek yang besar bagi perekonomian Indonesia.
“Wisatwan asing dan lokal bisa jadi penyangga ekonomi Indonesia. maka kita juga harus memberi perhatian yang baik kepada sektor ini,” ujar Rachmat Pambudy, dilansir Antara, Sabtu (23/11).
Jumlah wisatawan asing hingga triwulan III-2024 mencapai 10,7 juta dengan rata-rata pengeluaran 1.375,08 dolar Amerika Serikat (AS) per kunjungan. Untuk wisatawan nusantara (wisnus), per September 2024 telah melakukan 757,96 juta perjalanan.
“Sektor ini menjadi demikian penting. Karena itulah, pemerintah sekarang memberi tugas khusus sektor pariwisata hanya membidangi kepentingan pariwisata,”tambahnya.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti dalam kesempatan lain, menyampaikan bahwa jumlah kunjungan dan total devisa dari wisman di Indonesia masih kalah dibandingkan Thailand, Malaysia, dan Singapura.
Misalnya, total devisa Indonesia sebesar 17 miliar dolar AS per tahun, sedangkan Thailand sudah mencapai 64,3 miliar dolar AS per tahun. Average spending index per arrival di Australia 5.100 dolar AS, Thailand 1.610 dolar AS, Singapura 1.060 dolar AS, sementara Indonesia baru 1.050 dolar AS.
Karenanya, tahun 2029, diharapkan kontribusi pariwisata bisa menghasilkan devisa nasional menjadi 32-39 miliar dolar AS, tenaga kerjanya (di sektor pariwisata) menjadi 29 juta orang, kontribusi PDB-nya (Produk Domestik Bruto) menjadi 5 persen, dan juga peningkatan kesejahteraan masyarakatnya meningkat (14,4 persen).
Dalam lima tahun mendatang, rata-rata pengeluaran wisman turut ditargetkan 1.600 per dolar AS, nilai investasi pariwisata Rp 88,7 triliun, hingga kontribusi 13 Destinasi Pariwisata Prioritas/DPP (10 DPP plus tiga destinasi regeneratif) Rp 49,1 triliun.
Jadi 10 destinasi pariwisata prioritas ini terkenal dengan nama 10 Bali Baru, ini melanjutkan dari periode sebelumnya karena di 10 DPP sudah ada. Tahun ini diselesaikan integrated tourism master plan di masing-masing 10 DPP.
“Kami tidak berhenti di 10 DPP, ada kita sebut plus 3 destinasi regeneratif yaitu Bali, Kepri (Kepulauan Riau), dan DKI Jakarta. Ini yang menjadi sasaran besar para kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara. Harus kita tata ulang,” ucap Winny, panggilan akrabnya. JR1/Ant