STP hadirkan SGH Max di HUT ke-37, Solusi Inovatif Menuju Budidaya Udang Berkelanjutan

Surabaya, JatimReview.Com – PT Suri Tani Pemuka (STP), anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) yang bergerak di bidang budidaya akuakultur, hari ini meluncurkan produk terbarunya, SGH MAX. Hadir sebagai generasi baru pakan udang yang memiliki keunggulan termutakhir, SGH MAX menjadi jawaban atas kebutuhan para petambak di tengah kondisi budidaya udang yang dinamis.

Dihadiri oleh sejumlah asosiasi akuakultur dan pelanggan pakan udang STP dari seluruh Indonesia, kegiatan peluncuran ini juga dimeriahkan dengan seminar bertajuk “The New Era of Shrimp Farming and Disease Management”.

Ardi Budiono, Direktur Utama STP menyampaikan, sebagai perusahaan akuakultur yang telah berdiri selama 37 tahun, STP senantiasa berinovasi melalui riset yang komprehensif untuk pengembangan produk dalam menjawab tantangan budidaya perairan di Indonesia.

“Melalui fasilitas R&D JAPFA Aquaculture Research Station (JARS), kami menawarkan solusi bagi petambak untuk memaksimalkan produktivitas budidaya udang dengan memprioritaskan kesehatan udang, termasuk mempertimbangkan keberlanjutan aspek lingkungan,” kata Ardi Budiono saat grand launching SGH Max di Westin Hotel Surabaya, Kamis (19/9).

Dijelaskan Ardi, di tengah tantangan budidaya saat ini, petambak harus menghadapi berbagai kondisi seperti penyakit, perubahan kualitas air, suhu dan kondisi tambak yang dapat menghambat pertumbuhan udang. 

Pengembangan SGH MAX yang diluncurkan hari ini, diklaim mampu memberikan performa budidaya yang optimal. Pihaknya juga mengungkapkan untuk mendapatkan formulasi pakan yang tepat, STP terus menerus melakukan riset yang berkelanjutan untuk menemukan formula pakan yang paling tepat.

Keunggulan lain yang dimiliki SGH MAX adalah mempercepat perkembangan udang, meningkatkan produktivitas, menjaga ketahanan terhadap penyakit, hingga kontrol asupan pakan dan pengendalian stress.

“Dengan adanya inovasi ini, kami berharap produk ini menjadi solusi baru bagi para pembudidaya udang, sehingga mampu mencapai produktivitas yang optimal”, ujarnya.

Sementara itu, Erwin Suwendi, Head of Nutrition & Feed Technology PT STP menambahkan, tantangan terbesar industry udang tidak akan berhenti. Namun yang paling besar adalah penyakit.  Sebab tambak di Indonesia dikelolah dengan sistem terbuka. Sehingga fluktuasi kondisi lingkungan sangat besar pengaruhnya. Karena itu, tiga tahun terakhir pertumbuhan produksi udang Indoensia terus menurun.

Karena itu, produk terbaru, SGH Max ini akan mampu meningkatkan pertumbhan dan kekebalan udang sehingga tidak rentan mati. Sehingga produktfitas udang bisa ditingkatkan 8 persen dengan asumsi berat udang 20 gram. Jika lebih gede misalnya 50 gram maka peningkatan produksinya akan lebih tinggi.

“Penurunan produksi udang di Indonesia lebih banyak disebabkan penyakit. Sebab budi daya tambak udang di lakukan secara intensif. Selain itu kepadatannya juga cukup tinggi yakni 150-200 sehingga memberikan stress yang lebih besar,” ujar Erwin.

Produk baru ini baru akan dilaunching pada Oktober nanti. Distribusi pasarnya akan dilakukan di seluruh Indonesia. Namun saat ini sudah banyak customer yang mau coba. Dia yakin pakan terbaru  ini akan mendapat respond baik dan akan jadi market leader di Indonesia.

Saat ini kebutuhan pakan udang di Indonesia sekitar 300 ribu ton per tahun. Dan pihaknya hingga kini berhasil memasok sekitar 120 ribu ton per tahun. Produk dihasilkan dari empat pabriknya yang ada di Medan, Lampung, Purwakarta, Gresik dan Banyuwangi.

“Kapasitas produksi masih belum mencapai 80 persen. Nanti kalau sudah menembus 80 persen akan kami tambah kapasitasnya. Kami yakin ini produk ini bakal memberikan benefit lebih pada para petambak di daerah Timur yang tambaknya besar-besar,” katanya.

Sebagai rangkaian dari kegiatan peluncuran SGH MAX, seminar dengan tema “The New Era of Shrimp Farming and Disease Management” digelar dengan menampilkan 2 panel diskusi yang mengundang narasumber dan pakar di bidang akuakultur dan keberlanjutan lingkungan.

“Seminar ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendiskusikan berbagai isu dan solusi dalam budidaya udang. Kami berharap dapat memfasilitasi diskusi yang bermanfaat dan memberikan wawasan baru kepada para peserta”, pungkas Ardi. JR1

Related posts