Surabaya, JatimReview.Com – PT Optima Prima Metal Sinergi Tbk (OPMS) optimis tahun 2024 kinerjanya kembali meroket setelah terpuruk pada tahun 2023. Hingga akhir tahun 2024, diproyeksikan pendapatan mencapai Rp 56-65 miliar.
Meilyna Widjaja, Direktur Utama OPMS menjelaskan, tahun ini pihaknya sangat optimis kinerjanya bisa digenjot. Sebab kebutuhan bahan baku scrab berupa kapal bekas sudah didapat.
Saat ini dalam proses pembelian 2 kapal bekas dengan bobot sekitar 5.000 ton. Diharapkan pada akhir bulan Juni atau awal bulan Juli 2024 sudah bisa realisasi.
“Sebab itu, kami optimis tahun ini bisa meraih pendapatan Rp 55-65 miliar atau naik signifikan 600 persen lebih dari tahun 2023 yang hanya Rp 9,1 miliar,” kata Meylina, usai RUPS di kantornya, Jumat (14/6).

Hingga Kuartal 1/2024 (Q1/2024) pihaknya telah membukukan pendapatan sebesar Rp 23,25 miliar atau setara 35 persen dari target tahun ini. Jumlah tersebut juga mengalami kenaikan sekitar 12.745,8 persen dibanding tahun lalu periode yang sama yang hanya Rp 181 juta (yoy).
“Di Q1/2024, kerugian Perseroan juga turun 17,06 persen dari Rp 1,64 miliar (2023) menjadi Rp 1,36 miliar atau turun 17,06. Kami optimis tahun ini kinerja akan kembali membaik,” ujar Meilyna.
Rubbyanto Ping Hauw, Direktur OPMS menambahkan, tahun 2023 kinerja memang mengalami penurunan sangat drastis dari tahun 2022. Pendapatan Perseroan di 2023 hanya sebesar Rp 9,11 miliar atau turun 59,50 persen dibandingkan tahun 2022.
Sebaliknya, kerugian Perseroan justru mengalami kenaikan sangat signifikan 451,95 persen dari Rp 860,85 juta (2022) menjadi Rp 4,75 miliar atau naik Rp 3,89 miliar.
Hal itu karena pada awal tahun 2023 sampai dengan akhir Q3/2023, perseroan kesulitan mendapat bahan baku. Penyebabnya karena adanya pergeseran Dinamika Supply Chain, dimana perusahan pelayaran skala menengah yang dulunya membeli kapal baru, beralih membeli kapal bekas di KPKNL. Mereka rekondisi agar layak jalan untuk digunakan sebagai armada laut mereka.
Hal ini mebuat PT OPMS kesulitan untuk bersaing. Kapal-kapal ituu dulunya meruapakan bahan baku utama PT OPMS Tbk. Perseroan selalu kalah dalam Lelang dengan selisih harga yang sangat jauh dari pemenang lelang,” kata Rubbyanto.
“Pada pertengahan tahun 2023, Perseoan mengikuti lelang untuk kapal-kapal yang kondisinya sudah tidak layak operasi. Dan pada bulan November 2023 kami memenangkan lelang di KPKNL atas kapal AHTS Sound. Kami optimis tahun ini akan tumbuh kembali,” ujar Rubbyanto.
Dia juga menjelaskan soal Pendapatan (Beban) Lain lain di Q1/2024 yang turun drastic dari tahun 2023. Hal itu karena pendapatan dari bunga deposito Q1 – 2023 sebesar Rp. 183.298.936. Sedangkan pada Q1- 2024 pedapatan Bunga bank menurun menjadi Rp 64 juta an.
Namun hal itu seharusnya merupakan kemajuan atau prestasi bagi OPMS. Kalau dilihat dari sisi bunga memang menurun. Tetapi jika dilihat dari sisi operasional maka pada tahun 2024 ini Perseroan tidak lagi menempatkan uang di Deposito, tetapi Perseroan berhasil membelikan Kapal yang digunakan sebagai bahan baku .
“Hal ini dapat dilihat sampai dengan Q1 Omzet Perseroan meningkat jauh dibandingkan Tahun 2023. Dan ini merupakan Pencapaian Omzet Q1 yang terbaik sepanjang 5 Tahun terkahir OPMS,” pungkas Rubbyanto. JR7